Seketika
seperti mengatur baris-baris memori
ku bawa dalam perjalanan tanpa ragu
ada kala berhenti seketika kerna lelah
buntu fikiran bila tercicir entah dimana
seketika terdetik juga di hati
mengapa di kenang sejarah lalu
setelah ternyata penafsiran palsu
dia yang ku anggap kekasih
rupanya milik orang lain
terpaksalah hati ku rela menerima realiti
seperti hujan yang tidak kita tahu bila
akan turunnya begitulah yang terjadi
ingin ku genggam semua kenangan
dan mencampaknya ke lurah
agar semua hilang dengan sekelip mata...
Lukisan Hati,
~isabella ali 2011
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.